Santri Asal Ngawi Tewas Tenggelam di Sungai Kracakan Blora, Sempat Ditolong Teman Tapi Terlepas
Santri Asal Ngawi Tewas Tenggelam di Sungai Kracakan Blora, Sempat Ditolong Teman Tapi Terlepas
BLORA – Seorang santri bernama Muhammat Rofiq (15), asal Ngawi, Jawa Timur, dilaporkan tewas tenggelam di Sungai Kracakan, Desa Ketuwan, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora pada Minggu (23/11/2025). Korban yang merupakan santri dari Pondok Pesantren Roudlutul Iman tersebut ditemukan meninggal dunia setelah tim gabungan melakukan pencarian selama kurang lebih tiga jam.
Peristiwa nahas ini bermula sekitar pukul 09.00 WIB. Korban, yang masih pelajar kelas 1 SMA NU Kradenan, menyusul lima temannya yang lebih dahulu pergi ke Sungai Kracakan untuk memancing.
Menurut keterangan saksi, saat berada di pinggir sungai, korban dan teman-temannya memutuskan untuk bermain air. Ketika hendak menyeberang, salah satu saksi sempat menanyakan apakah korban bisa berenang. Korban menjawab tidak bisa, namun ia tetap berjalan menuju ke tengah sungai.
Nahas, saat berada di bagian tengah sungai, korban terlihat tenggelam. Saksi 2, Muhammad Nuril Witamaria (16), yang sudah berada di seberang sungai segera berupaya menolong. Korban sempat merangkul saksi 2, namun karena arus dan tidak kuat, rangkulan tersebut terlepas. Saksi dan teman-temannya kemudian meminta pertolongan kepada warga sekitar dan perangkat desa, yang selanjutnya melaporkan kejadian ini kepada pihak kepolisian.
Petugas gabungan dari Polsek Kedungtuban, Koramil, Satpol PP, PMI, BPBD dan SAR, serta relawan, segera turun ke lokasi untuk melakukan pencarian. Korban berhasil ditemukan dalam kondisi meninggal dunia sekitar pukul 12.20 WIB.
Kapolres Blora, AKBP Wawan Andi Susanto, S.H., S.I.K., M.H., membenarkan kejadian tersebut dan menyatakan bahwa korban meninggal murni akibat tenggelam.
“Setelah ditemukan, jenazah korban langsung diperiksa oleh tim medis dari Puskesmas Ketuwan. Berdasarkan hasil pemeriksaan luar oleh Bidan Desa, Sdri. Ngovita Purnawati, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan pada tubuh korban. Di hidung korban keluar cairan busa warna putih, yang menyimpulkan korban meninggal dunia murni karena tenggelam,” ujar AKBP Wawan Andi Susanto.
Kapolres menambahkan, korban diketahui merupakan anak tunggal dan baru masuk di Pondok Pesantren Roudlutul Iman sejak tahun 2024. Setelah proses pemeriksaan selesai, jenazah korban diserahkan kepada pihak pondok pesantren sambil menunggu kedatangan keluarga inti dari Ngawi untuk dimakamkan sebagaimana mestinya.
