Berita

Polres Blora Gelar Rakor Pengendalian Harga Beras, Tindak Lanjuti Arahan Pusat

BLORA – Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Blora menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) pengendalian harga beras bersama sejumlah dinas terkait di Aula Aryaguna Polres Blora, Selasa (21/10/2025). Rakor ini dilaksanakan untuk menindaklanjuti atensi dan arahan dari pemerintah pusat serta provinsi terkait stabilitas harga beras di pasaran, khususnya di Kabupaten Blora.
Rapat yang dipimpin langsung oleh Kasat Reskrim Polres Blora, AKP Zaenul Arifin, S.H., M.H., dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Perdagangan Koperasi dan UKM (Dindagkop UKM), Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP), Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DP4), BPS, Bagian Perekonomian Sekda, dan Kepala Bulog Blora.
Harga Beras Blora di Bawah HET Jadi Perhatian Pusat
Dalam paparannya, AKP Zaenul Arifin mengungkapkan bahwa Rakor ini merupakan tindak lanjut dari zoom meeting pemerintah pusat dan provinsi. Berdasarkan laporan, Kabupaten Blora masuk dalam region 1 dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium Rp13.500 dan premium Rp14.900.
“Sesuai hasil zoom dari pusat dan dari provinsi, Blora menjadi atensi karena laporan yang diinput ke Bappanas menunjukkan harga beras di lapangan adalah Rp12.500, jauh di bawah HET. Ini menjadi perhatian yang harus segera kita tindak lanjuti bersama-sama dengan Dinas terkait,” kata AKP Zaenul Arifin dalam rapat tersebut.
Menyikapi hal ini, Polres Blora bersama tim gabungan sepakat untuk segera mengambil langkah nyata.
“Besok pagi (22/10/2025) pukul 09.00 WIB, kita akan laksanakan Operasi Pasar tradisional untuk mengecek harga beras medium maupun premium. Dilanjutkan dengan kegiatan penempelan stiker harga beras sesuai HET agar masyarakat di Kabupaten Blora mengetahui harga yang sebenarnya,” jelas AKP Zaenul Arifin.
Dinas Terkait Beri Dukungan Penuh
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Bidang Perdagangan Dindagkop UKM Blora, Indah Y, membenarkan bahwa laporan harga beras di Blora yang masuk ke Bappanas dan SP2KP menunjukkan harga di bawah HET.
“Blora menjadi perhatian karena harga beras tidak ada kenaikan namun harganya jauh di bawah HET. Ini kami sesuaikan dengan fakta di lapangan. Jika harga tersebut kami buat mendekati HET, akan mempengaruhi kenaikan harga yang signifikan,” ujar Indah Y. Ia juga menyoroti budaya petani lokal yang masih menyimpan hasil panennya sendiri, yang turut memengaruhi kestabilan harga.
Indah Y memastikan, pihaknya akan mendukung penuh kegiatan yang diselenggarakan oleh Polres Blora dengan menyiapkan stiker harga beras untuk ditempelkan di pasar tradisional maupun pasar modern.
Dukungan serupa juga disampaikan oleh Kepala Bulog Blora, Agus Sukowihono, yang menyatakan siap mendukung penuh kegiatan operasi pasar. Sementara itu, Kepala DPMPTSP Blora, Bondan Arsiyanti, yang baru pertama kali dilibatkan dalam pengendalian harga beras, mengusulkan perlunya sosialisasi HET melalui kolaborasi dengan media seperti Radio Gagak Rimang atau podcast agar informasi lebih meluas.
Seluruh peserta Rakor, termasuk perwakilan dari BPS, Bagian Perekonomian Sekda, Kodim 0721, dan DP4, menyatakan komitmen dan kesiapan untuk mendukung penuh kegiatan operasi pasar dan program pemerintah dalam menjaga serta menstabilkan harga pangan di Kabupaten Blora.
Rapat koordinasi ini berjalan dengan lancar, aman, dan kondusif, menjadi penanda keseriusan pemerintah daerah bersama kepolisian dan instansi terkait untuk menjaga daya beli masyarakat dan mengendalikan inflasi melalui stabilisasi harga pangan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *