Berita

Diduga Depresi, Seorang Pria Ditemukan Tewas Gantung Diri di Rumahnya di Kunduran Blora

BLORA – Seorang pria di Desa Botoreco, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora, ditemukan meninggal dunia akibat gantung diri di kediamannya pada Rabu dini hari (1/10/2025). Korban, yang diduga mengalami depresi, pertama kali ditemukan oleh anggota keluarganya.

Korban adalah Surip Patah bin Iskandar (51), warga Dukuh Ngreco, Desa Botoreco, Kecamatan Kunduran. Peristiwa tragis ini diketahui sekitar pukul 04.15 WIB di rumah korban.

Ps. Kapolsek Kunduran, Iptu Budi Santoso, S.H., M.H., membenarkan adanya kejadian tersebut. Pihaknya langsung mendatangi lokasi kejadian bersama tim medis dari Puskesmas Sonokidul setelah mendapat laporan dari Kepala Desa Botoreco.

“Kami langsung bergerak cepat ke lokasi untuk melakukan olah TKP dan memastikan kondisi korban. Berdasarkan laporan, korban gantung diri menggunakan tali tampar yang dikaitkan pada blandar rumah,” jelas Iptu Budi Santoso, S.H., M.H.

Kronologi bermula saat Saksi 1, Yoga Khoirul Anam (anak korban), hendak menuju kamar mandi dan terkejut mendapati korban sudah dalam kondisi menggantung. Saksi segera menghubungi anggota keluarga lain dan Kepala Desa setempat, yang kemudian meneruskan laporan kepada pihak Kepolisian dan Puskesmas.

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh tim medis dan petugas Polsek Kunduran, dipastikan bahwa kematian korban adalah murni karena bunuh diri.

“Hasil pemeriksaan luar tim medis menunjukkan tanda-tanda khas gantung diri, seperti keluarnya kotoran dari dubur dan sperma serta ingus dari hidung. Paling penting, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan atau penganiayaan di sekujur tubuh korban. Kami menduga korban nekat melakukan perbuatan ini karena depresi,” tegas Iptu Budi Santoso, S.H., M.H.

Polisi mengamankan barang bukti berupa satu buah sarung dan tali tampar warna biru yang digunakan korban, serta pakaian yang dikenakan korban. Setelah proses olah TKP dan administrasi selesai, jenazah korban langsung diserahkan kepada pihak keluarga untuk dikebumikan, karena keluarga menolak untuk dilakukan autopsi dan menerima kejadian ini sebagai musibah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *